Sabtu, 09 Februari 2013

Satuan Per Unit (pu)



Dalam analisa sistem jaringan listrik nilai-nilai yang harus dihitung pun cukup besar apabila tetap menggunakan satuan-satuan seperti diatas. Sehingga memungkinkan terjadinya kesulitan atau kesalahan dalam perhitungan. Maka dari itu diperlukan sebuah metode untuk mengatasi masalah tersebut. Terdapat dua metode yang bisa digunakan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu menggunakan persentase dan satuan per unit. Kedua metode perhitungan tersebut, baik dengan persentase maupun dengan satuan per unit, lebih sederhana dibanding menggunakan langsung nilai-nilai ampere, ohm, dan volt  yang sebenarnya. Metode per unit mempunyai sedikit kelebihan dari metode persentase, karena hasil perkalian dari dua kuantitas (dua nilai) yang dinyatakan dalam per unit sudah langsung diperoleh dalam per unit juga, sedangkan hasil perkalian dari dua kuantitas yang dinyatakan dalam persentase masih harus dibagi dengan 100 untuk mendapatkan hasil dalam persentase.

Definisi satuan per unit untuk suatu kuantitas ialah perbandingan kuantitas tersebut terhadap nilai dasarnya yang dinyatakan dalam desimal. Atau dengan kata lain satuan per unit merupakan sistem penskalaan guna mempermudah kalkulasi atau proses perhitungan dalam menganalisa sebuah sistem jaringan listrik. Besaran-besaran sistem dalam satuan masing-masing, tegangan dalam volt – arus dalam ampere – impedansi dalam ohm, ditransformasikan ke dalam besaran tak berdimensi yaitu  per-unit (disingkat pu). Pada mulanya transformasi ke dalam  per-unit dimaksudkan untuk mempermudah perhitungan, namun dengan perkem-bangan penggunaan komputer maksud penyederhanaan itu sudah kurang berarti lagi. Walaupun demikian, beberapa keuntungan yang terkandung dalam satuan per-unit masih terasakan. Nilai per-unit dari suatu besaran merupakan rasio dari besaran tersebut dengan suatu  besaran basis. Besaran basis ini berdimensi sama dengan dimensi besaran aslinya sehingga nilai  per-unit besaran itu menjadi tidak berdimensi


Nilai sesungguhnya mungkin berupa bilangan kompleks, namun nilai basis yang ditetapkan adalah bilangan nyata.  Oleh karena itu sudut fasa nilai dalam per-unit  sama dengan sudut fasa sesungguhnya. Sebagai contoh kita ambil daya kompleks


di mana  α adalah sudut fasa tegangan dan  β adalah sudut fasa arus. Untuk menyatakan  S dalam per-unit kita tetapkan  S basis  yang berupa bilangan nyata, sehingga



Nilai  Sbasis dipilih secara bebas dan biasanya dipilih angka yang memberi kemudahan seperti puluhan, ratusan dan ribuan. Jika Sbasis sudah ditentukan  kita harus memilih salah satu  Vbasis atau Ibasis untuk ditentukan secara bebas, tetapi tidak kedua-duanya bisa dipilih bebas. Jika kita hitung Spu dari persamaan di atas kita peroleh